wajan ilmu
Minggu, 22 Maret 2015
Selasa, 23 Desember 2014
Jumat, 19 Desember 2014
Minggu, 14 Desember 2014
research method
MAKALAH RESERCH METHOD
Sebagai
Salah Satu Syarat untuk Kegiatan Pembelajaran
JUDUL
“ MENULIS INSTRUMENT PENGUMPULAN
DATA ”
O
L
E
H
MAIZONA
PUTRI (2312.078)
ALFIN
SAPUTRA (2312.095)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SJECH
M.DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2014
BAB
I
Menulis
Instrument Pengumpulan Data
A.
PENGERTIAN
Di
dalam membahas variable dan kategorisasi kita telah berlatih
megidantifikassikan variable serta menjabarkannya menjadi sub variable,
mengarah ke variable tunggal. Dalam pada itu juga telah kita coba untuk
menentukan cara bagaimana dapat memperoleh data mengenai variable-variabel
tersebut. Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal
sebagai metode pengumpulan data.
B.
JENIS-JENIS METODE ATAU INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
Apabila
kita menyebut jenis metode atau alat instrument pengumpulan data, maka sama
saja dengan menyebut nama evaluasi, atau setidaknya hampir seluruhnya sama.
Secara garis besar, alat evaluasi
yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Tes
Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari sasaran atau objek yang
akan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain.
1. Tes
kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk mengugkap
kepribadian seseoang. Yang diukur bisa berupa self-concept, kemampuan khusus
dan sebagainya.
2. Tes
bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang.
3. Tes
inteligensi (intelligent), yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi
atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas kepada orang yang akan diukur inteligensinya.
4. Tes
sikap (attitude test) tes yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
5. Teknik
proyeksi (proyectivetechnique). Istilah ini mulai dipopulerkan oleh L.K. Frank
tahun 1939 di dalam bukunya : Projective Methods for the Study of Personality sebagai
contoh proyective technique adalah tetesan tinta yang diciptakan oleh Rorschach
dan disebut Rorschach Inkblot Technique.
6. Tes
minat (measure of interest), adalah alat untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu.
7. Tes
prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan yang lain-lain ini, tes
prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai
dengan yang akan diteskan. Untuk memahami labih dalam tentang tes prestasi dan
bagaimana menyusun tes agar diperoleh alat tes yang baik, dipersilahkan membaca
buku-buku evaluasi.
b.
Non-tes (bukan tes)
1.
Angket
kuesioner (quetionaire).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Macam-macam kuesioner
a. Dipandang
dari cara menjawab, maka ada:
1) Kuesioner
terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan
kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner
tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang
dari jawaban yang diberikan ada:
1) Kuesioner
langsung, yaitu responden menjawab responden tentang dirinya.
2) Kuesioner
tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c. Dipandang
dari bentuknya maka ada :
1) Kuesioner
pilihan ganda
2) Kuesioner
isian
3) Check
list, sebuah daftar
4) Rating
scale (skala bertingkat)
d. Keuntungan
kuesioner
1) Tidak
memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat
dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat
dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu
senggang responden
4) Dapat
dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab
5) Dapat
dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benar-benar sama.
e. Kelemahan
kuesioner
1) Responden
sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak
dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
2) Seringkali
sukar dicari validitasnya.
3) Walaupun
dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang
tidak betul atau tidak jujur.
4) Seringkali
tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
5) Waktu
pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan ada yang terlalu lama sehingga
terlambat.
Pengumpulan
data melalui daftar pertanyaan
Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar
pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuestioner.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuestioner, atau dafar pertanyaan tersebut
cukup terperinci dan lengkap. Ini membedakan daftar pertanyaan dengan interview
guide. Keterangan-keterangan yang diperoleh dengan mengisi daftar pertanyaan,
dapat dilihat dari segi siapa yang mengisi (menulis isian) daftar pertanyaan
tersebut.
a. Isi
dari kuestioner / schedule
Kuesioner atau schedule harus mempunyai
center perhatian, yaitu masalah yang ini dipecahkan. Tiap pertanyaan harus
merupakan bagian dari hipotesa yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan
yang berkisar sekitar massalah yang ingin dipecahkan itu, ,maka secara umum isi
dari kuesioner atau schedule, dapat berupa:
1) Pertanyaan
tentang fakta
2) Pertanyaan
tentang pendapat
3) Pertanyaan
tentang persepsi diri
b. Cara
mengungkapkan pertanyaan
Walaupun sukar untuk menentukan suatu
aturan yang dapat berlaku umum tentang cara mengungkapkan pertanyaan, beberapa
petunjuk penting berkenaan dengan hal di atas, perlu diketahui antara lain:
1) Perkataan
dan kalimat harus sederhana
2) Pertanyaan
sebaiknya khas
3) Pertanyaan
jangan berarti dua (ambigu)
4) Jangan
gunakan yang samar-samar artinya
5) Pertanyaan
yang mengandung sugesti
6) Pertanyaan
presumasi (anggapan)
7) Pertanyaan
yang membuat seseorang malu
8) Pertanyaan
yang membuat ingatan kuat
c. Membuat
kuesioner lebih menarik dan efektif
Tidakkah diharapkan
bahwa semua kuestioner yang dikirimkan akan memperoleh response. Pemulangan
kuestioner yang telah diisi sebanyak 75-80% saja, sudah dianggap cukup baik
dalam tiap penelitian dengan menggunakan cara ini. Walaupun demikian, tidak
jarang 93-95% dari kuesioner yang
dikirimkan kembali sesudah diisi oleh responden.
d. Studi
pendahuluan dan pre-test
Walau bagaimana baiknya
seseorang menyusun daftar pertanyaan atau membuat interview guide, tetapi
disana sini masih akan dijumpai juga beberapa kekurangan-kekurangan. Dari itu,
sebelum item-item pertanyaan dijadikan pertanyaan final, maka perlu lebih
dahulu dijajaki kebaikannya dengan dua cara, yaitu:
1) Dengan
mengadakan studi pendahuluan atau pilot studi,
Dengan mengadakan pretest terhaddap
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
2.
Interview
Interview yang sering
juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Interview digunakan
oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data
tentang variable latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, dan
sikap terhadap sesuatu.
3.
Observasi
Seringkali orang
mengartikan observasi sebagai suatu aktivitass yang sempit, yakni
memeperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau dengan(alat indera)
lainnya. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan dapat dilakukan melalui
penglihatan,penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.
Observasi terbagi atas dua:
1) Observasi
non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat yan tidak menggunakan instrument
pengamatan.
2) Observasi
sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrument pengamatan.
4.
Skala
bertingkat
Rating atau skala
bertingkat adalah suatu ukuan subyektif yang dibuat berskala. Rating scale
harus diinterprestasikan secara hati-hati karena disamping menghasilkan
gambaran yang kasar juga jawaban responden tidak begitu saja mudah dipercaya.
Sehubungan dengan ini Bregman dan Siegel mendaftar hal-hal yang mempengaruhi
ketidakjujuran jawaban responden, yaitu:
a. persahabatan,
b. kecepatan
menerka,
c. cepat
memutuskan,
d. jawaban
kesan pertama,
e. penampilan
instrument,
f. prassangka,
g. halo
effects,
h. kesalahan
pengambilan rata-rata,
i.
kemurahan hati.
5.
Dokumentasi
Sewaktu kita
membicarakan studi pendahuluan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang
diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga
sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people).
Dokumentasi, asal dari
kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
6.
Wawancara
a.
Definisi
Yang dimaksud dengan wawancara adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan
yang berbentuk Tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses
pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawncara
dengan percakapan sehari-hari antara lain:
1) Pewawancara
dan responden biasanya belum saling kenal mengenal sebelumnya.
2) Responden
selalu menjawab pertanyaan.
3) Pewawancara
selalu bertanya
4) Pewawancara
tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat
netral
5) Pertanyaan
yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan
panduan ini dinamakan interview guide
b. Wawancara
sebagai proses interaksi
Interview
merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden. Walaupun bagi
pewawancara, proses tersebut adalah suatu bagian dari langkah-langkah dan
penelitian, tetapi belum tentu bagi responden, wawancara adalah bagian dari
penelitian. Andaikatapun pewawancara dan
responden menganggap bahwa wawancara adalah bagian dari penelitian, tetapi
sukses tidaknya pelaksanaan wawancara bergantung sekali dari proses interaksi
yang terjadi. Suatu elemen yang paling penting dari proses interaksi yang
terjadi adalah wawasan dan pengertian (insight).
PEWAWANCARA
·
Karakteristik sosial
·
Keterampilan melaksanakan wawancara
·
Motivassi
·
Rasa aman
|
RESPONDEN
·
Karakteristik sosial
·
Kemampuan menangkap pertanyaan
·
Kemampuan
|
ISI WAWANCARA
·
Peka untuk ditanyakan
·
Sukar untuk ditanyakan
·
Tingkat minat
·
Sumber kekhawatiran
|
SITUASI WAWANCARA
·
Waktu
·
Tempat
·
Kehadiran orang lain
·
Sikap masyarakat
|
c. Sasaran
isi wawancara
Seperti telah dijelaskan, data yang diperoleh dengan teknik wawancara adalah dengan menanyakan sesuatu kepada responden. Sasaran isi dari pertanyaan atau keterangan yang ingin diperoleh berjenis-jenis banyaknya dan sifatnya, dan sukar dikelompokkan dalam jenis-jenis umum. Tetapi Selltiz (1964)13) mencoba mengelompokkan ini dari keterangan yang ingin diperoleh dengan cara wawancara sebagai berikut:
Seperti telah dijelaskan, data yang diperoleh dengan teknik wawancara adalah dengan menanyakan sesuatu kepada responden. Sasaran isi dari pertanyaan atau keterangan yang ingin diperoleh berjenis-jenis banyaknya dan sifatnya, dan sukar dikelompokkan dalam jenis-jenis umum. Tetapi Selltiz (1964)13) mencoba mengelompokkan ini dari keterangan yang ingin diperoleh dengan cara wawancara sebagai berikut:
1) Sasaran
isi untuk memperoleh suatu fakta.
2) Isi
yang mempunyai sasaran untuk memastikan kepercayaan tentang keadaan fakta.
3) Isi
yang mempunyai sasaran untuk memastikan perasaan.
4) Isi
yang mempunyai sasaran untuk menemukan suatu standar kegiatan.
5) Isi
yang mempunyai sasaran untuk mengetahui perilaku seseorang atau perilaku
terdahulu.
6) Isi
yang mempunyai sasaran mengetahui alas an-alasan.
Memperoleh
dan memastikan fakta
Cara yang paling sering digunakan untuk
memperoleh suatu fakta adalah pergi menanyakan kepada orang yang mengetahui
tentang fakta tersebut. Fakta-fakta yang selalu ingin diketahui adalah: umur,
agama, pendidikan, pendapatan, pekerjaan serta beberapa sifat dari orang-orang
yang dekat dengan responden sendiri,
seperti kepercayaan, keinginan, perhatian, dan sebagainya.
d. Menggali
keterangan lebih dalam
Jika keterangan yang diberikan masih
bersifat sangat umum, maka perlu digali keterangan tentang hal tersebut secara
lebih mendalam. Bahkan dalam banyak hal, jika banyak sekali jawaban “tidak
tahu”, peneliti perlu menggali tentang jawaban tentang jawaban “tidak tahu”
tersebut, pada akhirnya diperoleh jawaban yang jelas.
e. Melaksanakan
wawancara
Wawancara dilakukan setelah persiapan
untuk dimantapkan. Dalam persiapan wawancara, sampel responden,
kriteria-kriteria responden, pewawancara, serta interview guide, telah
disiapkan dahulu.
Umumnya urutan-urutan prosedur dalam
memulai wawancara adalah sebagai berikut:
1) Menerangkan
kegunaan serta tujuan dari penelitian
2) Menjelaskan
mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
3) Menjelasskan
institusia atau badan apa yang melaksanakan
penelitian tersebut.
4) Menerangkan
bahwa wawancara tersebut merupakan suatu yang confidensial.
f. Beberapa
kualifikasi pewawancara
1) Jujur
2) Berminat
3) Akurat
4) Penyesuaian
diri
5) Personalitas
dan tempramen
6) Intelegensia
dan pendidikan
C.
PENENTUAN METODE DAN INSTRUMEN
Secara
garis besar, pemilihan metode instrumen pengumpulan data di pengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain :
1)
Tujuan penelitian
2)
Sampel penelitian
3)
Lokasi
4)
Pelaksana
5)
Biaya dan waktu
6)
Data
D. PENGADAAN
INSTRUMEN
Apabila sudah tersedia
instrument yang standar, maka peneliti boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan
data. Beberapa instrument yang sudah di standarisasikan antaralain : tes
inteligensi, tes minat, tes kemampuan dasar ( tes bakat ), tes kepribadian dan
beberapa tes prestasi belajar
BAB
II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menulis instrument penelitian
merupakan hal yang sangat penting di lakukan sebagai alat yang kita lakukan
dalam penerapan metode penelitian yang kita lakukan karna intrumen itu
merupakan alat yang di butuhkan dalam metode penelitian yang kita lakukan
seperti tes yang di lakukan ataupun non-test yang termasuk wawancara, pemberian
kuesioner, interview, observasi, dokumentasi, dan sebagainya.
Seorang peneliti harus
mahir dalam melakukan metode penelitian dan menulis instrument sebagai alat
untuk pencapaian tujuan darimetode peneliatian tersebut berdasarkan intrumen –
instrument penelitian yang di sebutkan
di atas serta si peneliti di harap memilih instrument yang sesuai terhadap kontek
penelitian yang akan di teliti.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Arikunto,
suharsimi: Prosedur Prnelitian(Suatu
Pendekatan Praktik), Yogyakarta: 1983
2. Anderson
scarvia B, et al: ENCYCLOPEDIA of
EDUCATIONAL EVALUATION, London Josy – Bass, 1975
3. Supranto,
J: Metode Riset (Aplikasinya dalam
Pemasaran), Jakarta: 1997
4. Aswarni
Sudjud: Pengarah Penelitian, Yogyakarta:
1988
5. Sekaran,
uma: Research Method for Bussiness,
John Wiley sons. Inc. 1992
Langganan:
Postingan (Atom)